Hati nurani yang hidup menjadi guru penuntun perbuatan manusia. Hati nurani yang mati, membuat manusia lebih mengedepankan penggunaan akal. Apabila akal menjadi penguasa satu-satunya, manusia cenderung tidak bijaksana. Nafsu, ego dan keinginanlah yang akan dominan dan kepentingan orang lain akan terabaikan.
Maka, hidupkanlah hati nurani. Masalahnya, tidak mudah menghidupkan hati nurani–yang merupakan tempat Tuhan memberikan pengajaran kepada setiap manusia. Perlu tekad/niat yang kuat serta latihan. Latihan yang biasa saya jalankan adalah: LAKUKAN PERBUATAN YANG TIDAK KAMU SENANGI. DAN JANGAN LAKUKAN PERBUATAN YANG CENDERUNG KAMU SUKAI.
Contohnya: Saat saya ingin keluar rumah, maka saya malah sengaja melawan keinginan tersebut dan tidak keluar rumah. Saat saya ingin tidur karena mengantuk, maka saya justeru melawannya dengan sholat. Saat dompet saya sedang kosong, maka saya justeru menyumbangkan sedikit uang yang ada untuk orang fakir miskin.
Hakikat laku tirakat sebenarnya adalah PENGENDALIAN DIRI. Yaitu mampu tidak mengutamakan diri sendiri yang diliputi oleh NAFSU, EGO dan KEINGINAN. Namun lebih mengutamakan orang lain, mengutamakan kepentingan masyarakat, mengutamakan kepentingan Tuhan Yang Maha Kuasa. Para nabi/rasul/utusan Tuhan adalah contoh yang sangat baik bagaimana mereka yang mampu MENGENDALIKAN/ MENGALAHKAN/ MENUNDUKKAN kepentingan diri sendiri dan mengutamakan UMAT/ MASYARAKAT/ ORANG LAIN. Sehingga hidupnya MEMBAWA BANYAK MANFAAT untuk sesama. Suka menolong dan membantu makhluk-Nya yang menderita, lemah, tersingkir, tidak diperhatikan.
Bila amal kebajikan ini telah menjadi bagian utama laku syariat perbuatan kita, maka itulah saat kita bermakrifat yakni diri sendiri sudah ditundukkan, dan diri-Nya yang akan hadir. Gusti Allah akan manunggal di dalam “aku” kita. Allah menjadi tangan, kaki, mulut, telinga dan seluruh perbuatan kita adalah perbuatan-NYA.
Terakhir, ini ada kiat untuk menghidupkan mata hati. Al Kattani, seorang sufi berkata: Aku bermimpi bertemu Rasulullah SAW dan aku memohon padanya, berdoalah kepada Allah agar DIA tidak mematikan hatiku. Rasulullah bersabda; ucapkan EMPAT PULUH SATU KALI SETIAP HARI, YA HAYYU YA QAYYUM LAA ILAAHA ILLA ANTA, maka Allah akan menghidupkan hatimu.
Abu Yazid al Bisthamu meriwayatkan: aku bermimpi bertemu dengan Allah SWT, lantas aku bertanya kepada-Nya: Bagaimana aku menempuh jalan kepada-MU? Allah berfirman: TINGGALKAN DIRIMU DAN KEMARILAH”